Senin, 30 Desember 2013

MENGENAL BATU GINJAL


Batu ginjal sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan ditemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu ginjal sebenarnya merupakan batu pada saluran kemih (urolithiasis). Batu ini dapat terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.

Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter). Perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik)
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

A.    Faktor intrinsik, meliputi:
1.         Herediter : diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
2.         Umur : paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3.         Jenis kelamin : jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.

B.     Faktor ekstrinsik, meliputi:
1.         Geografi : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu). Daerah ini biasanya daerah yang terdapat banyak batu kapur.
2.         Iklim dan temperatur : iklim dan temperatur yang terlalu panas serta terjadi dalam waktu yang terus menerus dapat memicu kepekatan pada urine.
3.         Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4.         Diet : diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih.
5.         Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

Keluhan yang disampaikan penderita kebanyakan adalah nyeri pada daerah pinggang terutama nyeri ketok di daerah tulang belakang bagian bawah, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis (penumpukan air pada ginjal), ditemukan tanda-tanda gagal ginjal, retensi (penumpukan) urine dan jika disertai infeksi didapatkan demam/menggigil.

Hasil pemeriksaan laboratorium antara lain :
  1. Pemeriksaan sedimen urine menunjukan adanya lekosit, hematuria dan dijumpai kristal-kristal pembentuk batu.
  2. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan adanya adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.
  3. Pemeriksaan faal ginjal bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersipkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV.
  4. Pemeriksaan kadar elektrolit yang diduga sebagai penyebab timbulnya batu salran kemih (kadar kalsium, oksalat, fosfat maupun urat dalam darah dan urine).
  5. Foto polos abdomen bertujuan melihat kemungkinan adanya batu radio-opak dan paling sering dijumpai di atara jenis batu lain. Batu asam urat bersifat non opak (radio-lusen)
  6. Pemeriksaan pieolografi intra vena (PIV) bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat mendeteksi adanya batu semi opak atau batu non opak yang tidak tampak pada foto polos abdomen.
  7. Ultrasongrafi dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV seperti pada keadaan alergi zat kontras, faal ginjal menurun dan pada keadaan hamil. Pemeriksaan ini dapat menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (tampak sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis atau pengkerutan ginjal.
 Batu ginjal seperti ini diobati dengan obat-obatan kimia, dipecahkan dengan ESWL (disinar), melalui tindakan endo-urologi (operasi bedah khusus ginjal), bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka (operasi yang lebih besar) yang kesemuanya itu membutuhkan biaya yang sangat sangat mahal. Namun tidak ada jaminan bahwa batu ginjal tersebut hilang sama sekali. Suatu saat batu ginjal tersebut dapat muncul lagi dan penderita mengeluhkan hal yang sama.

INILAH KESAKSIAN DARI PASIEN KAMI YANG MENDERITA BATU GINJAL



JIKA ANDA PUNYA MASALAH KESEHATAN SEPERTI DI ATAS ATAU MASALAH KESEHATAN YANG LAIN

SEGERA KONSULTASI, INFO & ORDER,
SMS/WHATSAPP 0857 55 12 55 21, BBM 57A6498A
(NOVAN ARIEF PURWADI)